jwooshining

takut

#Takut

Aliesha menyadari sesuatu, bahwasannya Thio sedang tidak baik-baik saja. Setelah membalas pesan dari Rafa, Aliesha dengan segera menghampiri Thio. Diketuknya pintu kamar Thio, namun tidak ada respon dari dalam ruangan tersebut. Mencoba mengetuk pintu lebih keras lagi, namun hasilnya nihil.

Dengan terpaksa Aliesha membuka pintu tersebut yang kebetulan tidak di kunci dari dalam. Aliesha mencari sosok Thio, namun sepertinya beliau ada di balkon, maka dari itu kenapa asap rokok tersebut sampai ke atas tepatnya di balkon kamar Rafa lantai dua.

Berjalan pelan menghampiri Thio, ternyata dugaannya benar, Thio sedang menghisap rokok tersebut, yang entah berapa bungkus ia habiskan, tempat puntung rokok yang cukup besar pun sudah terisi penuh bahkan sudah melebar sampai meja dikarenakan puntung tersebut sudah sangat banyak.

Thio menyadari, kalau Aliesha masuk ke kamarnya dan melihat kalau wanitanya menghampiri dirinya dengan raut muka yang begitu khawatir, Thio mematikan rokok yang yang sedang ia hisap, dan menyimpannya di atas asbak.

“Udah abis berapa bungkus ini?!” gerutu Aliesha sambil membersihkan sisa rokok, bertanya kemudian menatap wajah Thio dengan sedikit kesal.

Mereka sempat beradu pandang, namun thio memalingkan wajah datarnya dan melihat ke arah depan sana tanpa menjawab pertanyaan wanitanya tersebut.

Hening selama beberapa menit, dan tidak ada interaksi antara mereka. Aliesha sudah selesai membereskan sisa rokok tersebut, kemudian menghampiri Thio kembali.

Masih tidak ada tanggapan dari Thio, Aliesha kemudian mendekatkan tubuhnya dengan Thio kemudian memegang kedua pundaknya. Thio membalikan badannya menghadap Aliesha, Thio masih menatap wanitanya datar, namun lama kelamaan thio mengalihkan tatapannya ke bawah yaitu menunduk melihat lantai.

“Kenapa?” tanya Aliesha pelan.

Masih tidak ada tanggapan dari Thio.

“Hey, jawab aku dong, dari tadi aku tanya, dan gak ada satupun yang di jawab?” “Kenapa?”

Thio masih terdiam.

Tidak lama kemudian Aliesha tiba-tiba memeluk Thio dan mengusap punggungnya.

“Lagi ada masalah, ya?” tanya Aliesha sambil terus menepuk punggung laki-laki tersebut pelan.

Thio yang awalnya hanya berdiri tegak, kini mulai membalas pelukan wanitanya tersebut.

“Lagi capek?” Aliesha terus bertanya.

”....”

Aliesha sedikit kesal dibuatnya, maka dia berusaha melepaskan pelukannya, namun ditahan oleh Thio.

“Jangan pergi ...” lirih Thio dengan suara bergetar sambil terus mengeratkan pelukannya.

“Aku gak kemana-mana, ini aku ada di sini?”

“Tolong ... jangan pergi ....”

“Emang aku mau ke mana? Enggak kan?”

“Saya serius kok, waktu itu juga saya sudah bilang, kalau saya itu benar-benar serius, tapi waktunya saja yang belum tepat.”

“Apa lagi ini?”

“Beri saya waktu beberapa minggu lagi, papah juga belum lama ini meninggalkan kita semua, jadi saya mengurus itu dulu, saya janji, Yaya ....”

“Janji buat apa?”

“Saya akan melamar kamu, secepatnya, setelah urusan ini selesai, ya?”

Aliesha hanya terdiam karena mendengar ungkapan tersebut secara tiba-tiba.

“Kenapa, Ya ...? Kamu ragu sama saya, karena saya sudah punya an—”

“Jangan jadikan anak sebagai kekurangan bapak, hadirnya Caca itu hadiah buat bapak, begitu juga buat aku, jangan menyalahkan diri sendiri karena pernah menikah dan punya anak,” “Aku gak ragu sama sekali, tolong, jangan memperdebatkan perasaan seperti ini lagi, aku pasti memilih bapak,”

Thio masih memeluk perempuan tersebut dan kini dirinya mulai melepaskan pelukannya tersebut berganti dengan meraih wajah mungil perempuannya didekatkan dengan wajahnya.

“Maaf ...” lirih Thio. Baru saja akan mencium wanitanya tersebut namun Thio sadar diri, kalau dirinya baru selesai merokok.

Sedangkan Aliesha masih mematung karena perlakuan Thio secara tiba-tiba.

“Saya mandi dulu, habis itu kita jalan-jalan berdua tanpa Caca,” ungkap Thio.

“Malem-malem gini?”

“Iya, sayang. Boleh, ya?”

“Malem ini banget?”

“Iya.”

“Bawa Caca tapi.”

“Enggak bisa, saya maunya berduaan,” ungkap Thio sambil memasuki kamar mandi, meninggalkan Aliesha sendirian di kamarnya.

“Iya, iya,” gerutu Aliesha dan langsung menuju kamarnya untuk bersiap-siap.