Lagi?
Setelah mendengar bunyi klakson mobil laki-lakinya, kini Aliesha langsung berlari ke luar rumah untuk menghampiri Thio memasukkan mobil ke dalam garasi. Setelah selesai membereskan perkara mobil, Thio sadar akan kehadiran Aliesha di sana. Rasa lelah yang Thio rasakan hari ini seolah-olah langsung hilang begitu saja saat melihat wajah Aliesha tersenyum padanya.
Aliesha langsung menghampiri Thio dan memeluknya karena menahan rindunya sejak pagi.
“Badan saya berkeringat, minta peluknya nanti saja ...” pinta Thio sambil mengusap rambut Aliesha.
“Dibilangin kangen,” rengek Aliesha.
Thio hanya bisa menatap wanitanya dan membalas pelukannya.
Kini mereka berjalan ke dalam rumah dengan tangan masih bergandengan serta sekali-kali Thio mengecup puncak kepala Aliesha.
“Tadi ngapain aja di kantor? Lama banget,” rengek Aliesha sambil menatap Thio dengan wajah cemberut.
Thio dan Aliesha masih berhadapan tepat di ruang tamu. Alih-alih menjawab, Thio hanya terus menatap Aliesha penuh arti.
“Kenapa?”
Thio hanya tersenyum, kemudian mengecup bibir Aliesha singkat.
“Cup.”
”....”
“Cup.”
Aliesha semakin tegang karena perlakuan Thio. Sedangkan Thio tidak bisa berhenti melihat dunianya tersebut, terlalu indah, sehingga Thio terus saja mengucap syukur dan di buat terharu atas semua kebahagiaan ini.
“Mau ke mana, Fir?” tanya Thio tiba-tiba dengan wajah memerah karena malu.
“Eh, bang. Gue mau ke luar bentar, pengen beli kopi dulu, mau nitip, gak?” jawab Firdhan pura-pura tidak melihat apa yang dilakukan dua orang yang sedang di mabuk asmara tersebut, sambil terus jalan ke arah luar.
“Yang di rumah habis, Fir?”
“Lagi pengen yang lain, bang.”
“Oh iya.”
“Lagi? Nasib jomblo gini amat, Tuhan. Sumpah tujuan gue bukan mau beli kopi, gue pengen kencing sebenernya, gak tau aja gue gak bisa minum kopi, lambung gue masih perih anjir, tapi gara-gara bingung abis ngeliat mereka miring-miringin kepala, kepaksa lah nyari alesan, ini gue kudu kencing di mana jam segini? Dahlah mau ke kosan aja, sekalian tidur di sana, capek bolak-balik.”