Kebahagiaan

Setelah melewati kehidupan dewasa yang cukup sulit, kini Ayleen dan Jay merasakan nikmatnya kebahagiaan. Segala rintangan telah mereka hadapi walaupun tidak cukup sampai sini, badai pasti selalu menghampiri yang hadir sebagai bumbu pernikahan mereka.

Ayleen dan Jay yang sudah menikah dan sudah dikaruniai seorang anak laki-laki yang gagah bernama Ajisa Arvin Zafar yang sering dipanggil Kakak.

Ketika Ajisa lahir, banyak sekali perdebatan, bukan tentang masalah serius tapi memperebutkan cucu pertama mereka untuk tinggal di rumah mereka setelah pulang dari rumah sakit.

Ajisa diperebutkan oleh tigak kakek yaitu Teza, Sanjaya dan Juga Tirta. Tirta?, ya sebelum pernikahan Jay dan Ayleen, Tirta akhirnya menikahi Salmira yang merupakan cinta pertamanya sewaktu SMA dulu. Beberapa bulan jadi Ayah tiri Ayleen, Tirta sudah dikaruniai cucu pertamanya dari Ayleen. Ketiga laki-laki tersebut memperebutkan Ajisa agar pada saat keluar dari rumah sakit, Ajisa tinggal di rumah mereka.

Karena perdebatan tersebut tak kunjung selesai akhirnya Jay dan Ayleen memutuskan untuk pulang ke rumah mereka sendiri, agar terasa adil maka untuk ketiga kakeknya Ajisa bisa datang kapanpun yang mereka mau. Akhirnya keluarga Teza, Sanjaya dan Tirta datang bergantian ke rumah Jay untuk menengok dan menjaga cucu pertama mereka.

Tidak lupa terhadap Tian, beberapa tahun terakhir ini tidak ada kabar tentangnya. Dalam beberapa tahun ini Tian fokus mengurus bisnis dan juga keluarga kecilnya di Malaysia. Tian sempat menemui Ayleen saat Ajisa lahir di rumah sakit. Tian juga sudah dikaruniai dua orang anak yang sangat manis.

Saat ini Ajisa sudah berumur dua belas tahun, sebentar lagi Ajisa akan berumur tiga belas tahun, di umur tersebut Ajisa bukan lagi anak tunggal, melainkan akan jadi seorang Kakak bagi adik perempuannya yang sebentar lagi akan lahir. Ajisa sangat menyayangi kedua orang tuanya. Namun ada kalanya anak itu pasti pernah melakukan kesalahan, dan tugas orang tualah yang selalu mengingatkan anaknya tersebut agar kembali ke jalan yang benar.


Dalam beberapa hari ini Ajisa sering tidak mendengarkan Bundanya, Jay yang selalu menitipkan Ayleen yang sedang hamil besar terhadap Ajisa, sering kali Ajisa tidak menggubris. Permintaan Ayleen selalu Ajisa abaikan. Ajisa semakin berani tidak mendengarkan Bundanya karena Bundanya tersebut mudah memaafkan dan memaklumi dirinya.

Jay yang selalu memeriksa room chat antara Ajisa dan Ayleen, kini merasa geram dibuatnya. Jay merasa kalau dirinya sangat buruk dalam mendidik anaknya. Bisa-bisanya Ajisa sering mengabaikan permintaan Bundanya padahal sedang hamil besar.

Sesampainya dari supermarket Jay langsung mandi dan langsung masak untuk makan malam nanti. “Mas, biar aku aja yang masak,” “Mas pasti capek abis kerja di kantor.”

“Gapapa sayang, mas lagi semangat masak nih,” “Kamu istirahat aja, percayakan semuanya sama Mas ya.”

“Yasudah aku mau mandi aja.”

Setelah mandi, Ayleen langsung meluncur ke dapur untuk melihat suaminya yang masih sibuk memasak. Jay menolak bantuan Ayleen dan memaksa Ayleen untuk duduk manis di kursi meja makan. Ayleen menganggap Jay lebih menawan untuk saat ini, tidak lama kemudian Ayleen memposting sesuatu untuk mengabadikan moment tersebut di akun twitternya.

Akhirnya Jay telah selesai memasak dan langsung menghampiri istrinya yang sedang santai di sofa sambil menonton televisi.

“Sini ...” pinta Ayleen sambil pukpuk paha. Jay duduk dipangkuan istrinya tersebut menghadap ke perut Ayleen yang sudah membesar.

“Ay, bentar lagi anak kedua kita lahir,” “Gak sabar banget rasanya, tapi takut juga.”

“Takut kenapa?”

“Takut kamu kesakitan, aku masih gak tega Ay.” “Aku aja yang ngerasain sakit.”

“Hush jangan ngomong kayak gitu, aku gak mau ya saat lahiran nanti kamu gak ada di samping aku kayak waktu ngelahirin kakak,” “Kamu di infus tiga hari, aku panik tau,” “Doanya minta dilancarin dan disehatkan aja dua-duanya,” “Perihal sakit, itu udah jadi kodratnya aku sebagai perempuan.”

“Tapi yang, aku gak bisa.”

“Gak! Aku mau Mas ada di samping aku pas nanti aku lahiran,” “Dengerin aku, semua sakit yang aku rasain, akan hilang seketika,” “Kenapa? Karena saking bahagianya anak kita lahir.”

“Janji sama Mas, kamu harus kuat.”

“iya aku janji.”

Tidak lama kemudian Ajisa datang, dengan sigap Jay kembali duduk tegap karena sikap manjanya tidak mau diketahui Ajisa.

“Akhirnya kakak pulang, Bunda kangen banget tau,” ungkap Ayleen sambil peluk cium anaknya tersebut dengan senyum bahagianya.

“Ayo makan,” ucap Jay dengan sikap dingin terhadap Ajisa.

Makan malam saat ini dalam situasi yang canggung dan mencekam ketika Jay bersikap tidak seperti biasanya, kekecewaan Jay terhadap Ajisa sangat jelas terlihat. Ayleen tidak bisa berbuat apa-apa, karena baru pertama kali melihat Jay semarah ini. Setelah makan malam selesai akhirnya Jay membuka suara.

“Tadi Ayah liat room chat Bunda sama Kakak,” “Permintaan Bunda gak begitu sulit loh,” ungakp Jay dingin.

“Ayah, jangan mulai deh, Kakak lagi makan,” pinta Ayleen.

“Sekarang Ayah tanya,” “Kakak sayang gak sama Bunda?” ucap Jay dengan tanpa menatap anaknya tersebut.

“Kakak ...” “Kakak sayang sekali sama Bunda, Yah,” balas Ajisa dengan suara yang mulai bergetar karena gugup dan takut.

“Syukurlah ....” ungkap Jay sambil beranjak dari kursi meninggalkan mereka dan langsung menuju kamar tidur.

Melihat situasi tersebut Ayleen langsung memeluk Ajisa. “Gapapa, Ayah lagi capek aja, sekarang kakak naik juga ya? mandi terus langsung tidur” pinta Ayleen sambil mengelus puncak kepala Ajisa pelan.

“Ayah marah banget Bun,” lirih Ajisa yang mulai berkaca-kaca.

“Enggak, percaya sama Bunda ya?” tegas Ayleen.

-Nay.