“Farah, kan sudah saya bilang, kalau uangnya tidak usah di ganti,” ungkap Hendra di dalam sana.

“Gak bisa, Ndra. Aku juga gak bisa kalau harus berutang banyak seperti ini,” ucap Farah sambil memberikan setengah uang untuk biaya kemoterapi Aira.

“Saya terima, asalkan kamu harus berhenti kerja, nanti kalau Kavin tahu, bagimana?” pinta Hendra.

“Kalau aku berhenti, lantas siapa yang akan mengobati Kakak? Gak bisa, Ndra,” tegas Farah.

“Saya yang bertanggung jawab penuh untuk Aira. Saya ikhlas, Rah,” ucap Hendra kekeh.

“Kamu juga punya tanggung jawab, Ndra. Kamu punya anak!” Kali ini Farah benar-benar marah.

Kurang lebih seperti itu yang Aira dengar dari balik pintu ruangan Hendra. Mendengar itu badan Aira seketika membeku, pikiran mulai kacau, dan cukup membuat hati hancur.

Aira memilih untuk pergi, berjalan pelan ke arah kantin rumah sakit dan meninggalkan orang yang sedang berdebat di sana.